Showing posts with label interview bank BCA. Show all posts
Showing posts with label interview bank BCA. Show all posts

Thursday, 24 August 2017

Cara Mengisi jawaban,Skoring, Interpretasi, dan Mengkomunikasikan Hasil Tes EPPS

Skoring, Interpretasi, dan Mengkomunikasikan Hasil Tes EPPS 



Setelah sebelumnya kami membahas tentang Pengertian dan MetodeTes EPPS, kali ini kita akan membahas mengenai skoring, interpretasi, dan mengkomunikasikan hasilnya agar dapat Mengetahui dan mampu melakukan administrasi, skoring, dan interpretasi tes EPPS.

KLIK Dapatkan SOFTWARESKORING EPPS




Karakteristik Tes EPPS 

A. Ipsatif
Yaitu membandingkan orang yang satu dengan yang lain (skor yang diperoleh subjek A tidak dapat dibandingkan dengan subyek B). Contoh : skor subyek A 70, dan skor subyek B 70. Pada A bisa berarti tinggi, tapi pada B bisa berarti tinggi sekali. Tergantung dari bagaimana range dari seluruh need pada subyek tersebut. Jika subyek A memiliki range skor 20-70, maka skor 70 untuk subyek A berarti tinggi. Jika subyek B memiliki range skor 3-90 maka pada subyek B skor 70 tidak berarti tinggi. Maka kita hanya dapat membandingkan skor antar need pada subyek yang sama. Tidak dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif. Kuantitatif masih mungkin, tetapi harus diinterprestasikan terlebih dahulu.

B. Norma Persentil
Meskipun Edward mengatakan ipsatif, namun ia tidak dapat konsisten karena yang ia gunakan adalah persentil. Dalam norma persentil, skor orang yang satu akan dibandingkan dengan orang yang lain. Skor persentil yang umum adalah 1-99.

C. Social Desirability
Yaitu kecenderungan seseorang untuk bertindak seperti yang diharapkan orang lain. Untuk menanggulangi social desirability, dapat dilakukan perhitungan konsistensi subyek dalam mengisi pernyataan. Adapun fungsi konsistensi adalah jika skor konsistensi memenuhi batas minimal, maka tes dapat diinterprestasi. Batas skor konsistensi untuk orang Indonesia adalah 9, sedangkan orang Barat adalah 11.
Skoring, Interpretasi, dan Mengkomunikasikan Hasil Tes EPPS_
image source: acronymsandslang.com

Administrasi Tes EPPS 

Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan soal EPPS, namun subyek di motivasi untuk mengerjakan secepat-cepatnya kurang lebih 45 menit. Hal ini dilakukan untuk menekan social desirability. Jika memberikan waktu seluas-luasnya, maka subyek diberikan waktu berpikir lebih lama, sehingga akan memengaruhi jawaban yang diberikan subyek. Sebelum tes berakhir, ada baiknya penguji meminta subyek untuk mengecek kembali identitas dan jawaban supaya tidak ada soal yang terlewat.

1. Instruksi
- Pada halaman-halaman berikut, Anda akan membaca sejumlah pernyataan mengenai berbagai hal yang mungkin menggambarkan diri Anda atau mungkin juga tidak menggambarkan diri Anda, dan pernyataan-pernyataan tersebut selalu disajikan berpasangan.

Perhatikan contoh dibawah ini :
A: Saya suka bebicara tentang diri saya dengan orang lain
B: Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri saya.

Manakah dari dua pernyataan tersebut yang lebih menggambarkan diri Anda?

Bila Anda lebih mirip pernyataan A, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Tetapi bila Anda lebih mirip pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Mungkin Anda mirip dengan pernyataan A dan B sekaligus kedua-duanya. Dalam hal ini, Anda diminta untuk tetap memilih satu diantara keduanya. Dan hendaknya Anda tetap memilih yang lebih mirip diri Anda. Sekiranya Anda tidak mirip kedua-duanya, hendaklah Anda memilih yang tidak terlalu jauh berbeda dengan gambaran diri Anda.

- Beberapa pasangan pernyataan adalah mengenai hal-hal yang Anda suka seperti pernyataan A dan pernyataan B pada contoh diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai bagaimana perasaan Anda.

Lihatlah contoh berikut ini :
A : Saya bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu.
B : Saya merasa gugup bila harus bicara di depan orang banyak.

Yang manakah dari kedua pernyataan diatas lebih menggambarkan perasaan Anda?

Kalau pernyataan A lebih menggambarkan diri Anda daripada pernyataan B, maka hendaknya Anda memilih jawaban A. Sekiranya pernyataan kedua lebih menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih jawaban B. Bila kedua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang lebih dekat menggambarkan diri Anda. Bila tidak satupun diantara dua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri Anda, maka hendaknya Anda memilih yang ketidaktepatannya dengan gambaran diri Anda tergolong kurang (sedikit) dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Setiap pilihan Anda hendaknya didasarkan atas kemiripan dengan gambaran atau perasaan Anda sekarang. Dan tidak didasarkan atas hal-hal yang Anda anggap wajar.

- Ini bukanlah suatu tes, disini tidak ada jawaban yang tergolong betul atau salah. Apapun yang Anda pilih, hendaknya merupakan suatu penggambaran dari hal-hal yang Anda lakukan atau perasaan Anda. Tetapkan pilihan Anda setelah membaca pernyataan yang berpasangan ini, dan jangan ada yang Anda lewati tanpa memilih. Pasangan-pasangan pernyataan ada pada halaman-halaman berikut ini serupa dengan contoh yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah pernyataan yang lebih menggambarkan diri Anda dengan cara melingkari huruf A atau B.

2. Skoring
Skoring tes EPPS secara manual adalah sebagai berikut :

A. Buatlah garis lurus dengan warna merah dari nomor-nomor :
  • No. 1 sampai dengan no. 25, melalui 7, 13, 19.
  • No. 101 sampai dengan no. 125, melalui 107, 113, 119.
  • No. 210 sampai denmgan no. 225, melalui 207, 213, 219.

Nomor-nomor yang terkena garis merah, tidak diperhitungkan dalam menjumlah untuk mendapat skor kepribadian.

B. Buatlah pula garis lurus dengan warna biru dari nomor-nomor :

  • No. 26 sampai dengan no. 50 melalui 32, 38, 44.
  • No. 51 sampai dengan no. 75 melalui 57, 63, 69.
  • No. 151 sampai dengan no. 175 melalui 157, 163, 169.

Nomor-nomor ini meskipun diberi garis, akan diperhitungkan dalam menjumlah untuk mendapat skor kepribadian.

C. Dihitung jumlah huruf A yang dilingkari pada baris pertama dan seterusnya dari kiri-ke kanan. Jumlah yang diperoleh tersebut ditulis dibawah kolom r.

D. Dihitung jumlah huruf B yang dilingkari pada kolom pertama dan seterusnya dari atas ke bawah. Jumlah yang diperoleh tersebut dituliskan dibawah kolom c.

E. Setelah dihitung semuanya, akan diperoleh jumlah skor pada kolom r dan kolom c yang berdampingan dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada kolom s.

F. Angka tertinggi pada kolom s adalah 28, dan jumlah ini adalah skor keseluruhan dari personality variable. Untuk mengetahui apakah jumlah itu benar, dapat dilihat dari jumlah keseluruhan kolom s yang harus dicapai tepat 210. Kalau ternyata jumlahnya lebih atau kurang, maka hal ini mungkin ada kesalahan menghitung skor A atau skor B. Oleh karena itu, penghitungan harus diulangi kembali hingga jumlahnya menjadi 210.

G. Untuk melihat konsistensi (con) jawaban subyek, bandingkan jawaban-jawaban yang dilingkari pada nomor-nomor:

-       1 vs 151,                26 vs 101,                   51 vs 201
-       7 vs 157,                32 vs 107,                   57 vs 207
-       13 vs 163,              38 vs 113,                    63 vs 213
-       19 vs 169,              44 vs 119,                   69 vs 219
-       25 vs 175,              50 vs 125,                   75 vs 225

Nomor-nomor tersebut dilalui oleh garis-garis lurus yang berwarna merah atau berwarna biru. Bila ada kesalahan antara kedua jawaban (berbeda). Berilah tanda pada kotak yang tersedia dibagian paling bawah dari kertas jawaban. Seluruh tanda dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada tempat “con”.

H. Jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi dibawah 9 adalah meragukan dan tidak perlu di interpretasi.

I. Untuk menentukan percentile dari raw score sesuai tabel percentile yang telah disusun sebelumnya (norma standar). Dan raw score yang tertera dituliskan dibawah kolom ss, profil variabel yang tergambarkan adalah kesimpulan tentang diri subjek, terutama kecenderungan-kecenderungan yang dimilikinya itu diatas mean (+) dan berada dibawah mean (-). Bila berada diantara atau tepat pada mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.



Selengkapnya informasi terkait Skoring,Interpretasi, dan Mengkomunikasikan Hasil Tes EPPS:

Selain EPPS, psikotes lain yang sering dipakai adalah psikotes Kepribadian DISC.


Cara skoring psikotes kepribadian DISC dengan Software



Monday, 24 July 2017

Ini dia Soal Psikotes untuk yang kerja di bidang Akuntansi Keuangan, dan Administrasi Perdagangan (ADKUDAG)

Ini dia Soal Psikotes untuk yang kerja di bidang Akuntansi Keuangan, dan Administrasi Perdagangan

Psikotes ADKUDAG
 singkatan dari Administrasi Keuangan dan Perdagangan merupakan psikotes bakat yang dirancang untuk inteligensi tingkat pendidikan minimal SMA karena dibuat untuk perekrutan karyawan di Dept. Keuangan dan Dept. Perdagangan. 


Biasanya Psikotes ADKUDAG ini sering kali dipakai instansi pemerintah, BUMN, Bank, dan lembaga Keuangan lainnya untuk yang melamar posisi penting bidang Keuangan dan Perdagangan.

Psikotes ini terdiri dari 5 Lima bagian dan dikeluarkan oleh UI

Deskripsi Tes:
Psikotes Adkudag I

Mengukur tentang- Kemampuan bahasa 
- kemampuan mengambil keputusan
- kemampuan berpikir fleksibel
- ketelitian
- konsentrasi
- daya tahan
- kemampuan menyesuaikan diri
ADKUDAG I
Pada tes ini terdapat 150 pasang kata (tunjukkan/balik lembar per lembar dan beritahu pada testee mana ke-150 pasang kata tersebut). Tugas Anda adalah mencari mana dari ke-150 pasang kata ini yang memiliki persamaan ataupun perbedaan. Bila terdapat persamaan antara satu kata dengan pasangannya, beri tanda O dan tulis di sini (tunjukkan di mana harus ditulis jawabannya). Tapi bila terdapat perbedaan antara satu kata dengan pasangannya, beri tanda X.  

Psikotes Adkudag II dan III- Kemampuan berhitung

- Konsentrasi
- Ketelitian
- daya tahan
- kemampuan analisa sintesa

ADKUDAG II (50 Soal)
Pada tes ini terdapat soal hitungan sederhana. Ada soal penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Tugas Saudara kali ini adalah menghitung dan mencari jawabannya. Beri tanda silang pada jawaban yang benar, seperti ini (tunjukkan dan beri tahu bagaimana harus memperbaiki kesalahan serta tempat menghitung). 

ADKUDAG III (25 Soal)
Pada tes ini terdapat soal hitungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Tugas Saudara kali ini pun adalah menghitung. 

Psikotes Adkudag IV (40 soal Klasifikasi)
- Memiliki keluasan pengetahuan
- kemampuan analisa
- judgement
- logika berpikir

ADKUDAG IV

Pada tes ini terdapat 40 uraian anggaran (tunjukkan mana ke-40 soal tersebut). Pada bagian ini (bagian atas) terdapat delapan kelompok anggaran, a, b, c, d, e, f, g, dan h. Tugas saudara adalah mengelompokkan ke-40 uraian tersebut ke dalam delapan kelompok anggaran. Jawaban Saudara diletakkan di sini (tunjukkan) dalam bentuk hurufnya saja dengan jelas (arti jelas di sini misalnya penulisan huruf a dan d harus dibedakan agar tidak keliru membacanya). 

ADKUDAG V

Pada tes ini terdapat 40 soal dengan pilihan jawaban. Tugas Anda adalah memilih salah satu pilihan jawaban yang paling tepat. Apakah ada pertanyaan?... Mari kita mulai!

Hasil jawaban dari tiap-tiap subtes dinilai dan dijumlahkan masing-masing. Skor mentah tersebut kemudian dikonversi menjadi skor standar dengan menggunakan norma tes Adkudag. Dengan demikian, kita dapat melihat gambaran kemampuan dari masing-masing aspek yang diukur pada diri testee.


Bacaan Lain
Soal dan Kunci Jawaban Psikotes UI-IST
Soal dan Kunci Jawaban Psikotes BLIT
Cara Menghadapi Psikotes
Psikotes untuk Masuk BUMN dan PNS
Soal Psikotes Bank BRI, MANDIRI, BNI, BTN
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Verbal
Rahasia dibalik tes Menggambar Pohon, Orang dan Wartegg



Dengan paket psikotes kami anda tidak perlu lagi sampai repot mencari guru les privat atau Private Tutor untuk belajar tes masuk kerja dan tes CPNS.

Sunday, 14 May 2017

Tips Wawancara: Bohong saat Wawancara kerja? Apakah ketahuan?

Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.


Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini". Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.

Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah "... conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation itself". Sedangkan menurut Weiner, "The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point."

Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.

Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang "berbeda", meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.

Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung.

Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang psikolog.

Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.

Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.

Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

Tuesday, 21 March 2017

Berbagai Macam soal Psikotes yang sering dipakai untuk seleksi karyawan

Berbagai Macam soal Psikotes yang sering dipakai untuk seleksi karyawan


Apa saja jenis tes yang diujikan dalam psikotes ?

Tes yang diujikan dalam psikotes sangat beragam. Anda dapat mempelajari gambaran singkat tentang masing-masing tes tersebut pada artikel berikut.

Jenis psikotes tersebut sangat banyak, manakah yang paling sering diujikan dalam psikotes penerimaan karyawan baru perusahaan swasta, BANK dan BUMN ?

jenis psikotes yang diujikan dalam penerimaan karyawan baru sangat bervariasi. Namun yang paling sering diujikan oleh perusahaan swasta maupun BUMN adalah Psikotes CFIT, IST, Kraeplin (tes Koran), Psikotes TKD (tes Kemampuan Dasar), yang dirangkum oleh Lembaga Psikologi Universitas Indonesia dalam suatu modul (Psikotes UI), wawancara, tes MBTI, tes enneagram, tes HTP, tes MAPP, tes skala kematangan, tes EPPS, tes Wartegg dan tes koran pauli. Namun demikian, jika anda memiliki waktu persiapan yang lebih, maka ada baiknya mempelajari pula jenis-jenis tes lain yang mungkin juga diujikan.



Apa tujuan dari tes Army Alpha ?

Tes Army Alpha bertujuan untuk mengukur tingkat kecerdasan, ketelitian dan konsentrasi seseorang.

APA tujuan dari tes IST Amthauer?

Tes IST Amthauer adalah salah satu tes IQ paling banyak digunakan untuk rekrutmen karyawan dan tes PTN. Hasilnya akurat dan lengkapnya bisa cek disini


Tes Baum (Tree Test) bertujuan menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes

Apa Tujuan dari psikotes DISC?


Cara skoring psikotes kepribadian DISC dengan Software


Apa tujuan dari tes DAP (Menggambar Orang)?

Tes DAP bertujuan menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar orang yang dibuat oleh peserta tes


Apa tujuan dari tes Efektifitas Diri ?

Tes Efektifitas Diri bertujuan mengetahui seberapa efektif (cepat & tepat) seorang calon karyawan dalam melaksanakan tugas dan dalam menyelesaikan berbagai situasi sulit.

Apa tujuan dari tes Enneagram Personality ?

Tes Enneagram Personality bertujuan mengetahui tipe kepribadian seseorang dengan cara menyuguhkan sejumlah pertanyaan tertentu

Apa tujuan dari tes EPPS ?

Tes EPPS bertujuan mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan pribadi seseorang dengan cara menyuguhkan sejumlah pertanyaan tertentu

Cara Mengisi jawaban,Skoring, Interpretasi, dan Mengkomunikasikan Hasil Tes EPPS


Apa tujuan dari HTP ?

Tes HTP (House Tree Person) bertujuan menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar rumah, gambar pohon dan gambar orang yang dibuat oleh peserta tes

Apa tujuan dari Tes Wawancara (Interview) ?

Tes Wawancara bertujuan mengetahui motivasi, karakter, kepribadian, dan profesionalisme calon karyawan dengan cara melakukan tanya jawab langsung bertatap muka.

Apa Tujuan dari Psikotes PAPI KOSTICK?

Skoring psikotes Kepribadian PAPI Kostick


Apa tujuan dari Tes MBTI ?

Tes MBTI bertujuan mengetahui tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya dengan menyuguhkan sejumlah pertanyaan tertentu.

Apa tujuan dari Tes Ketelitian ?

Tes Ketelitian bertujuan mengukur tingkat kecermatan atau ketelitian seseorang dalam mengolah data yang berupa angka, kata, atau kombinasi keduanya.

Apa tujuan dari Tes Kode & Ingatan ?

Tes Kode & Ingatan bertujuan mengukur tingkat ingatan seseorang untuk menyimpan data dalam memori otaknya

tujuan dari Tes Kuantitatif (Tes Angka/Numerik) ?

Tes Kuantitatif bertujuan mengetahui kemampuan calon karyawan dalam hal berhitung dan berpikir secara logis terstruktur

Apa tujuan dari Tes Logika Penalaran ?

Tes Logika adalah psikotes yang bertujuan untuk menguji kemampuan seseorang berpikir sesuai nalar atau masuk akal

Apa tujuan dari Tes MAPP ?

Tes MAPP bertujuan mengukur pilihan kesukaan seseorang dalam berbagai hal terutama yang berkaitan erat dengan pekerjaan atau dunia kerja profesional.

Apa tujuan dari Tes Motivasi Kepemimpinan ?

Tes Motivasi Kepemimpinan adalah tes psikologi yang bertujuan mengukur besarnya motivasi, kehendak, atau keinginan seseorang untuk menjadi pemimpin di lingkungannya.

Apa tujuan dari Tes Koran Pauli Kraepelin ?

Tes Koran bertujuan untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek tertentu, yaitu aspek keuletan (daya tahan), aspek kemauan atau kehendak individu, aspek emosi, aspek penyesuaian diri, dan aspek stabilitas diri dengan cara memintanya melakukan penghitungan angka-angka dalam deret yang panjang.

Apa tujuan dari Tes Skala Kematangan ?

Tes Skala Kematangan bertujuan mengukur tingkat kedewasaan (kematangan sikap) seseorang dalam bertindak terhadap situasi tertentu.

Apa tujuan dari Tes Gambar (Spasial) ?

Tes Gambar adalah sebuah tes psikologi yang bertujuan mengukur kecerdasan seseorang dalam hal dimensi keruangan (space).


Apa tujuan dari Tes Kerjasama (Teamwork Test) ?

Tes kerjasama atau (teamwork test) adalah psikotes yang bertujuan mengukur kemampuan seseorang untuk bekerja dalam sebuah tim yang solid untuk mencapai tujuan bersama.

Apa tujuan dari Tes Motivasi ?

Tes Motivasi adalah psikotes yang bertujuan untuk mengukur sumber-sumber motivasi seseorang, baik dalam karir maupun dalam kehidupannya.


Apa tujuan dari Tes Potensi Sukses ?

Tes Potensi Sukses bertujuan mendeteksi kecenderungan seseorang untuk menjadi pribadi yang sukses dan berhasil di masa depan.

Apa tujuan dari Tes Bahasa (Verbal) ?

Tes Verbal atau tes bahasa bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang intelejensi pemahaman, penguasaan dan penggunaan bahasa.


Tes WARTEGG bertujuan untuk mengeksplorasi (meneliti karakter kepribadian seseorang) terutama dalam hal emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function, yang dimiliki oleh seseorang.


Bagaimana cara terbaik untuk dapat lulus Psikotes dan mendapatkan pekerjaan yang saya idamkan ?

Cara terbaik lulus psikotes adalah anda harus menguasai bentuk-bentuk soal psikotes yang sebenarnya. Dan melaksanakan tips-tips khusus dalam mengerjakan soal psikotes.